Refleksi Kehancuran Pendidikan Pondasi Pembangunan

Kebohongan Kehancuran Penipuan kekekerasan dalam dunia pendidikan menjadi pertnyaan besar. Ilusttrasi foto https://www.google.co
MAJALAHLAPAGO - Bangsa yang kuat adalah bangsa yang selalu menaruh perhatian penuh kepada perkembangan dunia pendidikan dinegeranya. Hari ini Filandia merupakan negera kecil yang mengajarkan anak hanya berkisar 5 jam sehari namun.. yang menjadi pertanyaan kenapa mereka menempati posisi pertama dalam perkembangan pendidikan di dunia saat ini? 

Jawabannya sangat simple namun secara jujur harus diakui bahwa sulit dilakukan " Siapkan fasilitas sebaik mungkin, siapkan media mengajar sebaik mungkin, selalu harus ada pelatihan bagi guru-guru..perhatian kesejahteraan guru karena hampir di semua negera di dunia guru mendapatkan gaji yang sangat tinggi hanya di INDO gaji sangat rendah.. 

Sebenarnya bisa dibuat kebijakan khusus oleh pimpinan daerah masing-masing, lihat saja gaji sudah kecil.. tidak ada kendaraan untuk mengajar, rumah dinas tidak ada harus sewa/kontrak lagi, buku panduan harus beli sendiri, biaya asuransi kesehatan tidak ada..menyedihkan sekali kondisi seperti ini.. ini merupakan kondisi real di Indo termasuk Papua.

Jangan memvonis guru dengan mengatakan mereka malas mengajar, malas melaksanakan tugas dengan baik.. atau mengatakan bahwa itu adalah tanggung jawab anda biar gaji kecil Anda harus bertugas dengan baik.
Ingat jaman berubah tentu kebutuhan dasar hidup manusia berubah..Keretakan pondasi pembangunan ini akan menentukan seperti apa pembangunan manusiannya.

IPM Provinsi Papua adalah urutan terakhir di Indonesia. Saat ini kesepakatan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) telah dibuka bagi semua negera ASEAN mereka yang memiliki skill dari semua negera ASEAN telah memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja di semua negera ASEAN termasuk Indonesia. 

Kondisi ini menciptakan terjadinya perpindahan/pergerakkan penduduk secara besar-besaran.. semua orang Indonesia yang tidak mampu bersaing sudah, sedang dan akan menjadikan Papua sebagai lahan baru bagi mereka.. ketika hal itu terjadi maka tentunya kita akan bergeser di atas tanah kita sendiri.. termarjinalkan dengan berbagai alasan.. salah satu alasan yang sedikit mengganggu saya adalah " Orang Papua belum memiliki kualitas yang baik" lalu timbul pertanyaan dalam hati saya...kalau memang mereka yang datang berkualitas kenapa mereka tidak bersaing di daerahnya masing-masing..hahahaha aneh sebenarnya mereka juga tidak berkualitas karena tidak mampu bersaing didaerahnya lalu pindah ke Papua..

Ditambah sistem negara yang selalu menempatkan opini bahwa orang Papua belum mampu, menyebabkan mereka memiliki peluang besar untuk bekerja di Papua dan ditambah "KEBAIKAN HATI PARA PIMPINAN DI PAPUA hanya karena PUJIAN (Kamuflase).. hahaha.... memberikan peluang kepada mereka lebih banyak dibandingkan anak-anak daerah yang telah siap, pertanyaan krusialnya adalah mengapa kita dikatakan tidak mampu?

Jawaban sudah saya utarakan di atas.. Kehancuran Pendidikan sebagai Pondasi Pembangunan orang Papua. Saya memberikan apreseasi kepada Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten/kota yang telah memberikan perhatian penuh dengan menggunakan dana OTSUS untuk mendorong generasi masing-masing daerah maju untuk berkembang dalam dunia pendidikan. 
Selain itu, saran saya berikanlah perhatian juga kepada semua level pendidikan yang ada di daerah sehingga mereka akan berusaha menunjukkan kualitas untuk melahirkan generasi Papua yang mampu bersaing. Pemerintah juga harus bekerja sama dengan gereja yang menyelenggarakan pendidikan seperti YPPK, YPK, ADVENT, YPPGI, ADVENT dan yayasan - yayasan yang lahir dari masyarakat untuk mengembalikan ROH pendidikan yang pernah ditanamkan oleh para missionari. 
Semoga masukan ini menjadi bahan renungan kita sekalian... karena memang membangun dunia pendidikan tidak semudah membalikan telapak tangan kita namun membutuhkan kerjasama antara Pemerintah, Masyarakat, Gereja dan tentunya orang tua. Hidup Pendidikan.

Penulis: Marthen Medlama S.P.d M.S.i

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Refleksi Kehancuran Pendidikan Pondasi Pembangunan"

Posting Komentar