![]() |
Kordinator Lapangan dalam aksi hari HAM di Manokwari, Gerardus Tembut saat
melakukan kordinasi dengan pihak kepolisian Manokwari - IST
|
MAJALAHLAPAGO,
MANOKWARI - Aktivis
HAM di Provinsi Papua Barat menilai aparat keamanan semakin brutal menangani
kejadian atau demo yang dilakukan orang asli Papua (OAP) sepanjang tahun 2016.
Menurut Petrua Kakay, aktivis HAM Papua Barat, aparat
seperti telah kehilangan akal. Seharusnya mereka lebih dewasa dari
kejadian-kejadian sebelumnya.
“Ini bahaya, akan menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu
akan meledak,” katanya kepada Jubi di Manokwari, Senin (12/12/2016).
Hal ini dikatakannya menanggapi penganiayaan dan
kekerasan fisik terhadap sekitar sembilan mahasiswa Papua saat aksi pada Minggu
(11/12/2016) untuk memperingati Hari HAM Sedunia, 10 Desember 2016.
Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan
Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Yan Christian Warinussy mengutuk
tindakan aparat kepolisian tersebut.
"Tindakan aparat di bawah pimpinan AKBP Christian Roni
Putra selaku Kapolres Manokwari tersebut jelas-jelas sangat mencoreng suasana
peringatan 68 tahun hari HAM sedunia yang sedang dijadikan momen pengakuan dan
upaya perbaikan atas perlindungan HAM bagi semua Warga Negara Indonesia (WNI),
termasuk OAP oleh Pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo
dewasa ini,” kata Warinussy.
Menurut laporan LP3BH Manokwari, sembilan OAP yang
dilaporkan dianiaya adalah Niet Will (23), mahasiswa, dianiaya di sekujur
tubuhnya, Lamek Loho (21), mahasiswa, dianiaya di bagian leher belakang dan
sempat ditahan dan dianiaya sebuah truk polisi di sekitar Kantor DPD Golkar,
Manokwari, Titus Peyon (20), mahasiswa, dianiaya di bagian kepada dan
telinganya, Yulius Woy (21), mahasiswa, dianiaya di bagian belakang tubuhnya,
Naos Elopere (22), mahasiswa, dianaiaya pada tangan, Anton Silap (21),
mahasiswa, dianiaya di bagian kaki dan betis, Mekison Yare (20), mahasiswa,
yang dianiaya pada tangan kanan, Ottow Mayor (30), mahasiswa, dianiaya pada
bagian belakang tubuh dan kepala, dan Johnai Webi (21), mahasiswa, dengan sasaran
bagian kepala dan belakang tubuhnya.
Atas kejadian tersebut LPB3BH meminta Komnas HAM
segera melakukan penyelidikan ke Manokwari dan Jayapura, Papua, dan beberapa
daerah lainnya atas dugaan tindakan kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian.
Warinussy menilai tindakan aparat menunjukkan sikap
arogansi dan tidak profesional dan tidak memahani prinsip demokrasi. (Sumber: tambloidjubi.com)
0 Response to "Aparat Keamanan Seharusnya Lebih Dewasa Tangani OAP "
Posting Komentar