![]() |
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK)
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, Siswo Pramono - flickr.com
|
Jakarta
Post mewawancarai Siswo Pramono dan menerbitkannya dalam cuplikan tanya jawab
seputar kebijakan dan strategi luar negeri Indonesia dalam tiga tahun kedepan.
Selain kebijakan di lingkup Asia Tenggara (ASEAN), Siswo juga mengungkapkan
kebijakan dan strategi Indonesia di Pasifik, termasuk di kawasan Melanesia.
Siswo
dalam artikel wawancara berjudul Government should be ‘more patient, less reactive on Papua
issue ini
mengatakan rencana pusat kelautan yang dikembangkan oleh Presiden Jokowi,
termasuk juga Pasifik, yakni Pasifik Barat Daya yang erat konteksnya dengan
Melanesia Spearhead Groups (MSG) dan isu Papua.
Indonesia,
menurutnya, dalam posisi anggota G20 menjadi negara donor yang harus membagi
sumberdayanya di Pasifik
Ia
mengakui, Kemlu memang berupaya menghindari internasionalisasi persoalan
Papua.
“Meskipun
kami mencoba untuk menghindari internasionalisasi masalah Papua, banyak orang
di luar sana membuat keributan tentang hal itu (masalah Papua),” ujarnya.
Pemerintah
Indonesia, kata Siswo, perlu lebih sabar tidak terlalu reaktif dalam menghadapi
isu Papua.
“Kami
menempatkan perhatian besar dalam MSG karena merupakan bagian dari Pasifik
Selatan. [...] Karena ini adalah masalah sensitif di Indonesia timur dan
Presiden Jokowi baru saja meresmikan beberapa proyek di Papua. MSG harus merasa
diuntungkan dari Indonesia yang menjadi salah satu anggotanya. [...]” ungkap
Siswo dalam wawancara dengan Jakarta Post ini.
Siswo
berpandangan MSG sedang mengarahkan dirinya ke ASEAN.
Ia
juga menekankan kembali pandangan yang menyatakan Indonesia adalah bagian dari
Melanesia, sebagaimana dibuktikan oleh 11 juta penduduk Melanesia di Indonesia
Timur. Jika 11 juta penduduk Indonesia ini bergabung dengan MSG,
menurutnya, kue politik mereka akan lebih besar dan wilayah timur Indonesia
akan menjadi jembatan Melanesia ke pasar Asia. Saat ini, lanjutnya, sudah ada
penerbangan langsung ke Bali dari Papua New Guinea.
“Papua
adalah masalah domestik utama dan penting di Indonesia. Papua juga menjadi
pintu gerbang potensial untuk teman-teman kita di Pasifik untuk mengakses pasar
Asia,” ujar Siswo. (Sumber: tabloidjubi.com)
0 Response to "Ini strategi Kemlu untuk isu Papua, Melanesia dan Pasifik"
Posting Komentar