Dok AMP |
MAJALAHLAPAGO -
Moment Hari aneksasi Papua kedalam
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terjadi pada 1 Mei 1963
silam, merupakan awal penjajahan diatas tanah Papua; hingga detik ini Papua
terus dikolonisasi oleh Sistim Pemerintahan Indonesia beserta tuannya
Imperialis.
Rakyat Papua selalu mengatakan sesuai fakta sejarah bahwa
Papua dianeksasi atas kepentingan ekonomi Politik. Itulah mengapa Papua
dikoloni.
Pada setiap tanggal 1 Mei, Rakyat West Papua selalu
peringati sebagai bentuk melawan lupa terhadap sejarah pembodohan, penipuan
yang dilakukan kepada orang Papua oleh antara Belanda, Amerika Serikat dan
Indonesia.
Pada momentum yang sama juga, kaum buruh selalu peringati
sebagai hari buruh Internasional atau “May Day”. Dimana buruh memprotesin
garis besarnya kebijakan kapitalis atau pemodal yang kontradiktif pada hukum
hak-hak dasar manusia buruh yang layaknya harus diberlakukan kepada kaum buruh.
Namun kenyataannya, buruh terus dikuras tenaganya, dibudak secara menajemen,
ditindas dari kebijakan dan aturan pemodal, upah yang murah dan tak sesuai
dengan jam kerja, dan sebagainya.
Posisi buruh dibawa kekuasaan kapitalisme, dari sisi
penindasnya, rakyat Papua juga mengalami penindasan oleh imperialisme beserta
Pemerintahan Rezim Boneka AS, Jokowi-JK, dan militernya sebagai alat
represif—walau pun pola eksekusinye tentu berbeda. Bahwa sebelum rakyat Papua melakukan aktivitas bebas
ekspresi: protesi sejarah aneksasi, di Papua, Eksistensi militeristik hingga
mereka (Polisi) ada dimana-mana. Hal itu bukan baru terjadi. Pada Sabtu (29/04)
kemarin lalu, pada pukul 15:50 waktu Papua, polisi membubarkan aktivitas KNPB di
Sentani dan telah membongkar Panggung melawan lupa (persiapan sambut 1 Mei).
Pada kondisi ini, tindakan aparatur represif terhadap rakyat
west Papua adalah bukan tanpa alasan. Sebab alam West Papua itu 10 kali libat
menyediahkan bahan mentah untuk produksi bahan manufaktur milik
kapitallis-imperialis.
Janganakn Emas di Freeport dan Mife di Merauke, Kelapa sawit
yang ada dimana-mana di teritori Papua. Sehingga, bila kita bertele-teleh
melihat sejarah mengapa dan bagaimana keberadaan AS beserta Negara Bonekanya,
Indonesia di West Papua? Adalah jelas. Bahwasannya atas kepentingan Ekonomi
Politik.
Jangankan dari tindakan pembodohan dan penipuan terhadap
orang Papua yang terjadi pada Proses pembahasan New York Agreement
(1962), Aneksasi (1963), masuknya Freeport di Papua (1967). Pepera yang caat
hukum dan meraih suara penuh manipulatif dengan tindakan militeristik (1969),
Otomoni Khusus, UP4B, dan segalah macamnya. Tetapi petinggi Negara pun
mengatakan hal demikian, bahwa, Kata Jend. Ali Moertopo, Aneksasi Papua dalam
Indonesia bukan dengan manusianya, tetapi Pulau Papua. Orang Papua terserah mau
tentukan hidupnya di bulan, planet atau lautan bebas.
Hal yang sama terulang kembali terjadi pada tahun 2016 paska
perdebatan Freeport antara Lukas Enembe (gubernur Papua) dan Luhut Panjahitan
(waktu masih menjabat sebaga Menteri Menkopolhukam), bahwa Luhut sebagai
Pejabat Negara Kolonial dengan tegas dan lantang mengusir orang Papua dari
Tanah Papua. Kemudian, pasca terjadi Penembakan di Paniai yang telah menewaskan
5 Pelajar (8 Desember 2014), Komentar Wakil Presiden RI, Jusuf Kala (waktu
itu), peristiwa berdarah tersebut disisi lain dikarenakan orang Papua masih
konsumtif primitif.
Peristiwa-peristiwa itu, ucapan tegas oleh petinggi negara,
merupakan cerminan dari wajah Negara Indonesia di Bonekai Oleh AS atas
kekuasannya di Indonesia, juga khususnya di Papua.
0 Response to "1 Mei 1963, Merupakan Awal Penjajahan Diatas Tanah Papua"
Posting Komentar