Ilustrasi |
Melihat semakin banyak non-Papua yang hidup dari usaha kecil, sementara Orang Asli Papua ( OAP ) itu sendiri belum bisa membuka usaha kecil. Hal itu lahir dari rasa minder, malu dan takut OAP.
Sebagai Orang Papua harus beranikan diri untuk membuka usaha kecil, karena pada dasarnya orang non-Papua datang ke Papau hanya mencari ekonomi mereka, bukan mensejahterakan OAP.
Sudah sepantasnya orang Papua beranikan diri untuk berjualan, karena kita sedang dijajah melalui perkembangan ekonomi. Orang Papua juga memberanikan diri untuk bersaing dengan orang non-Papua yang telah dan sedang membangun usaha kecil.
Melalui usaha kecil yang kita sudah buka itu, bisa memulai dari usaha kecil untuk ada persaingan jual menjual di dalam perekonomian. Kegagalan dalam dunia usaha, orang Papua jangan berhenti tetapi terus berusaha.
Melalui usaha kecil ini, agar orang Papua juga bisa jadi “tuan di negrinya sendiri”. Orang Papua juga belajar banyak dari orang Cina. Karena orang Cina telah menguasai dunia di bidang bisnis. Orang Cina memiliki kakir untuk kerja, tanah dan hidup ekonomis. Orang Cina lebih suka memulai usaha itu dari kecil, karena mereka selalu kerja dan kerja terus. Sekalipun orang Cina itu tidak memiliki lahan, selalu mengambil ruang dimana menempati lahan-lahan kosong dengan cara membeli tanah sekaligus dengan modalnya, dan memperluas bisnis mereka itu di kota lain, bahkan di negara lain.
Setiap generasi muda OAP harus memberanikan diri untuk membuka usaha kecil maupun usaha besar. Supaya kita bisa bersaing dengan usaha-usaha kecil maupun usaha besar yang dibangun orang non-Papua.
Anak muda Papua adalah agen pemberantas kekuasan dalam bidang ekonomi, yang mana selama ini kita melihat realitas perdagangan yang terjadi di Papua. Untuk itu, orang Papua harus mencari modal untuk menjual dari usaha kecil, menengah dan lebih besar.
Orang Papua harus memulai dari usaha-usaha kecil seperti; jual pinang, jual ubi dan sayur, serta kopi, coklat. Orang Papua harus membangun suatu usaha yang bisa mencakup orang Papua sendiri, dalam hal tenaga kerja. Misalnya mengelola gula atau coklat, membangun kerja sama dengan dinas bersangkutan dan usaha mesin. Agar supaya pengelolaan suatu produk itu bisa berkembang.
Dampak bisnis negatif bagi OAP adalah selalu merasa minder, malu, takut dan pesimis, akhirnya tidak bisa jadi pengusaha yang sukses. Seharusnya hal ini dibuang. Pada dasarnya kita memulai suatu usaha itu dari kecil, menengah dan menuju ke usaha yang besar.
Pada dasarnya orang non-Papua datang hanya mencari kehidupan melalui bidang ekonomi, sehingga OAP juga harus mengambil langkah untuk membuka usaha-usaha kecil. Demikian semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua sebagai generasi penerus bangsa Papua.
Sumber: majalahlintasmeepago.com
0 Response to "Orang Papua Harus Buka Usaha Kecil"
Posting Komentar