Ilustrasi |
Kami bangga terlahir di Tanah Papua karena setiap kami berada di Tanah rantauan seperti di Jawa ataupun kota besar lainnya, kami selalu menjadi sorotan karena memang kami sangat mudah untuk dikenal sebagai anak dari timur Indonesia (Papua).
Kulit memang hitam, namun hati kami bersih dan rambut memang keriting, namun jalan hidup kami lurus sesuai dengan aturan dan norma-norma kehidupan yang berlaku. Namun dibalik semua itu juga tidak menghilangkan kami dari kesalahan karena kami pun hanya manusia biasa seperti halnya manusia lainnya.
Di tanah Papua kita selalu diajarkan untuk saling merangkul antara satu suku dengan suku yang lain dengan adat ataupun tradisi di tanah kami seperti melakukan acara bakar batu (barapen) yang dapat mempererat tali persaudaraan diantara kami.
Sebagian besar masyarakat di kota-kota besar beranggapan bahwa kami orang Papua adalah orang-orang yang kasar dan kejam. Namun itu tidak sesuai dengan kenyataan seperti yang ada di bumi cenderawasih.
Paras kami boleh terlihat kejam, namun hati kami tak sekejam itu. Buktinya di bumi cenderawasih tanah kelahiran kami tidak pernah ada preman, perampok, pemalakan ataupun mutilasi seperti halnya yang terjadi di kota-kota besar.
Tanah Papua selalu mencipatakan kondisi yang aman dan tentram sehingga hidup kami pun selalu merasa aman berada di tanah kelahiran kami sendiri. Jika ada masyarakat pendatang yang datang dari kota-kota lain pun selalu kami terima dengan hormat dan penuh dengan penghargaan karena mereka mau menginjakan kaki di tanah Papua.
Jika masyarakat di kota-kota lain menilai kami dari kulit luar, maka seperti itulah kami, berkulit hitam, berambut keriting dan berparas sangar. Namun jika mereka ingin menilai kami dari dalam, maka jangan pernah merasa canggung bergaul dan berjabat tangan dengan kami. Maka dari situlah kalian akan tahu bagaimana lembutnya hati kami anak-anak Papua yang mencintai kedamaian dan persaudaraan.
0 Response to "Dibalik Kulit Hitam dan Rambut Keriting"
Posting Komentar