Ilustrasi |
Kasus ini terjadi di salah satu universitas swasta di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Menurut mahasiswi tingkat akhir tersebut, kasus tersebut berawal saat ia rajin mendatangi kontrakan dosennya EL, istri DS. DS sendiri mengajar di kampus yang berbeda dengan istrinya, EL.
Meski sering berkonsultasi kepada EL, BR dekat dengan DS yang sering membantu memberikan masukan terhadap skripsinya. Namun belakangan, skripsi BR dipersulit EL. DS pun membantu memberikan sampel baru penelitian, agar skripsi mahasiswi asal Jambi itu cepat kelar.
Saat BR pulang kampung ke Jambi, tiba-tiba saja DS menelepon dan menyebutkan sampel penelitian baru untuk skripsinya telah didapat. DS pun meminta BR untuk secepatnya kembali ke Palembang. DS langsung menjemput BR di terminal dan membawanya ke kontrakan. Sementara EL saat itu menginap di rumahnya yang berada di Indralaya.
Karena kelelahan menempuh perjalanan darat dari Jambi ke Palembang, BR pun tertidur di kontarakan DS. Kesempatan itu digunakan DS untuk memperk0sa mahasiswi istrinya itu. Terkejut karena ada yang menindih tubuhnya, BR pun terbangun. Namun DS langsung memitingnya. Teriakan minta tolong yang keluar dari mulut BR, tak berhasil mengundang kedatangan warga.
DS lalu mengancam BR. Bila ia menolak melayani nafsu bejat DS, maka skripsi BR dipersulit dan tak akan pernah selesai. Di bawah ancaman, BR pun pasrah kegadisannya direnggut DS.
“Saya diancam skripsi saya tak selesai, terhambat. Saya sudah melawan tapi tak bisa lagi. Padahal, dia (terlapor) kayak orang tua saya sendiri,” kata BR saat melapor kepada petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Palembang seperti dilansir merdeka, Jumat (29/4/2016).
Ternyata perbuatan DS tak sampai di situ. Dengan mengancam akan mempersulit skripsi, DS kembali memperk0sa BR hingga tiga kali. Terakhir, perkosaan itu terjadi di indekos korban pada 16 April 2016 lalu. “Saya tak sanggup lagi dibegituin. Saya takut diperk0sa lagi. Saya mohon dia ditangkap,” ujarnya.
Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Maruly Pardede mengatakan, pihaknya telah menerima laporan perkosaan itu. Penyidik kini memeriksa sejumlah saksi buat melengkapi berkas acara. “Korban sudah melakukan visum. Kami akan panggil terlapor untuk dimintai keterangan,” kata Maruly.
Kemudian, korban bercerita kepada orang tuanya. Pihak keluarga akhirnya datang ke Palembang menemui DS untuk diminta pengakuan. Awalnya, terlapor mengelak tuduhan itu. Namun setelah didesak, terlapor mengakui sudah ‘menggitukan’ BR.
“Tapi dia ngakunya cuma sekali, padahal tiga kali perk0sa saya. Saya minta tanggung jawab, tangkap dia dan skripsi saya tidak ada masalah lagi,” kata BR.
Sementara itu, Wakil Rektor II Universitas Indo Global Mandiri Palembang, John Ronicoyanda membenarkan jika DS merupakan dosen yang mengajar di kampusnya. Pihaknya akan meminta klarifikasi terhadap DS atas tuduhan tersebut. “Kalau memang tuduhan itu benar, pasti dia kita pecat sebagai dosen kami. Dia merusak nama baik kampus kami,” tegasnya (Newsindo.co)
0 Response to "Ancam Skripsi Dicoret, Mahasiswa Ini Terpaksa Melayani Nafsu Sang Dosen"
Posting Komentar