Kami Tak Hanya Kau Caplok, Tapi Kau Jajah dan Kau Hina

Foto Penulis
PACEKRIBO - Luka Itu Slalu Membekas, Saat Kau Menyebut Monyet Pada Kami Yang Hitam dan Kriting…”

Terkadang kami merasa dunia itu Kejam…
Kerap kali pun masih terasa, dunia tak begitu memihak pada kehidupan Bangsa kami, di ujung Mentari diterbitkan.

Bayang itu masih dalam Gulita, saat kami dicaplok dalam Negara berwajah Bhineka, walau kekerasan slalu membelenggu kaum minoritas, seperti kami dalam dunia penjarah besar.

Kami t'rus dipaksa tuk menghapus sejarah Bangsa kami…
Kami t'rus dipaksa tuk sehelai pun tak bicara kebenaran tentang peradaban kami.

Nama Papua pun kala itu dipaksa tuk diganti dengan sebutan IRIAN, yang konon disebut Ikut Republik Anti Nederland, Walau asli kami bukan Irian dan kami tak pernah Anti Nederland, karna kami dibangun dan dididik oleh Nederland tanpa ada kejahatan kemanusiaan…
Walau kami tak perna Ikut Republik, karna kami ingin hidup bebas di atas kehidupan peradaban kami, sesuai 7 wilayah adat kami…

Sebutan IRIAN itu masih mengganggu jiwa kami, walau sebutan itu hanya pantas tuk mereka yang tergolong dalam Yong-yong, yang kala itu berkomitmen tuk membentuk sebuah wajah baru berbentuk Negara.
Mereka, Sumatera hingga Amboina.

Wajah paksaan itu masih menggaggu ketenangan hidup kami…
Kekerasan masih terus terjadi…
Rakyat tak berdosa gugur satu demi satu…
Kekayaan di Negeri kami pun kian hari kian lenyap saat kami dibuat miskin Absolud dan hidup dalam ketakutan yang berkepanjangan.

Kami masih memiliki rasa, walau rasa itu pahit mencekik jiwa kami…
Kami masih memiliki kepekahan, walau hanya menyiksa batin kami…

Dalam derita yang panjang di dunia jajahan, saat Kami kau tetap siksa dan intimidasi, kau masih menyebut kami “Monyet”…
Kau masih menganggap kami binatang yang seenaknya kau sebut sebegai bentuk kelegalan tuk kau jajah dan kau intimidasi.

Sobat, tangan mu tak hanya pandai mengekang kebebasan kami…
Tangan mu tak hanya besi tuk mengintimidasi kami…
Lidah mu pun bagai silet yang mengiris hati dan jantung kami.

Sobat, jika kami kau anggap Monyet, Mengapa kau paksa kami dan caplok kami ke dalam Rumah mu tuk hidup bersama mu, dalam kesatuan mu, yang dihuni sesama Melayu, yang kau anggap sesama manusia…?
Sobat, jika kau anggap kami monyet, kenapa kau kirim jutaan manusia melayu untuk hidup di Negeri milik monyet…?

Sobat, kami memang beda…
Bhineka Tunggal Ika mu itu hanya dari Sumatera Hingga Ambonia, dimana berkumpulnya bangsa manusia.

Dalam jiwa yang membara ini, bebaskanlah kami tuk tidak hidup bersama Bangsa Manusia dalam jajahan yang panjang ini lagi…
Cukup kami tak hanya kau caplok, tapi juga kau jajah dan kau hina kami terus…
Cukup, di atas bekasan luka kami, kau membuat jutaan luka terus menerus.

Ku nanti kesadaran mu, wahai Bangsa Manusia, tuk mempersilahkan kami menentukan hidup kami di Negeri kami tanpan jajahan dan hinaan.

Penulis: Marthen Goo, Di Ujung Senja, Saat Papua Dalam Hunian Hinaan dan Siksaan)

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Kami Tak Hanya Kau Caplok, Tapi Kau Jajah dan Kau Hina"

Posting Komentar