Photo Dr. Yoman ketika membuka Kongres ke 18 PGBP di Wamena. Senin, 11/12/2017 |
PACEKRIBO, JAYAPURA – “Pemerintah Indonesia sudah berjanji untuk menyelesaikan kasus penembakan 4 siswa di Paniai pada Desember 2014. Janji Pemerintah Indonesia mau mengungkap pelaku kejahatan kemanusiaan ini dalam waktu singkat. Sayang, waktunya sudah lewat 3 tahun lebih. Di sini, letak BOTAK/hilangnya kepercayaan rakyat dan bangsa West Papua kepada Indonesia. Indonesia dinilai pembunuh dan pembohong kepada rakyat dan bgs West Papua.”
” Sebagai Gembala umat sudah bersuara terus kepada pemerintah Indonesia. Tapi pemerintah Indonesia sepertinya telinga tuli, hati nurani lumpuh, mata sudah buta, pikiran manusiawi sudah tidak ada lagi. Umat Tuhan dibantai seperti hewan tapi pelaku kejahatan kemanusiaan dilindungi, dihormati pahlawan dan dipromosikan pangkat dan jabatan.”
“Jika pemerintah Indonesia dengan sengaja dan terus-menerus merendahkan martabat dan kemanusiaan rakyat dan bangsa West Papua, BOIKOT PILPRES 2019 adalah sebagai media dan kesempatan yang tepat rakyat dan bangsa West Papua akan menunjukkan derajat kemanusiaan secara terbuka kepada Indonesia dan juga dunia Internasional. Doa dan harapan bapa Gembala, umat Tuhan yang terbantai, terabaikan dengarkan seruan ini. Kita sama-sama manusia. Kami bukan hewan dan binatang. Jangan terus-menerus merendahkan martabat kemanusiaan kami di atas Tanah leluhur kami. Di sini, tanah kami, di sini rumah kami, kami bukan pendatang. Kami pemilik sah tanah ini. Sudah cukup untuk kejahatanmu. Kami punya hak untuk membela harga diri dan kehormatan kami sebagai sebuah bangsa bukan sebuah provinsi pendudukan dan koloni.”
Penulis: (Gembala Dr. Socratez S.Yoman). Ita Wakhu Purom, Selasa, 10 Juli 2018; 06:58.
0 Response to "Dr Yoman: BOIKOT PILPRES 2019 Adalah Sebagai Media dan Kesempatan yang Tepat Bagi Rakyat dan Bangsa West Papua"
Posting Komentar