Samuel Tabuni-Obed Gwijangge saat Berkampanye beberapa waktu lalu. |
MAJALAHLAPAGO, NDUGA – Sikap ksatria dan
patut dicontoh oleh seluruh calon bupati dan wakil bupati di Tanah Papua yang
maju dalam Pilkada 2017 diberikan oleh Calon Bupati Kabupaten Nduga nomor urut
dua, Samuel Tabuni, yang secara legowo menerima hasil Pilkada walaupun
menyisakan tanda tanya besar.
Samuel Tabuni kepada
wartawan, menjelaskan bahwa dirinya bersama wakilnya Obed Gwijangge menerima
kekalahan dan tidak menggugat ke Mahkamah Konstitusi, agar masyarakat tetap
aman dan damai ikut mendukung pembangunan di Kabupaten Nduga.
“Secara pribadi saya
melihat banyak pelangaran dan keterlibatan pasangan calon, namun saya
melihat karena Nduga adalah daerah baru, sehingga yang paling penting
adalah mempersatukan masyarakat dalam kondisi damai dan
kekeluargaan,” ujar Samuel Tabuni, kepada media di Jayapura, Minggu (26/2)
malam.
Dikatakan, siapapun
yang terpilih pihaknya tetap menghargai dan mengarahkan masyarakat untuk
menjaga keamanan bersama, karena daerah yang aman dan damai pasti akan maju
bersama.
“Harus diakui dari
pleno penetapan kemarin, banyak hal yang kurang dari sisi penyelenggara,
dan pasangan calon. Akan tetapi sebagai calon yang meraih suara terbanyak
kedua, yang terpikirkan adalah masyarakat Nduga tetap aman dan damai,” katanya.
Ketua Partai Nasional
Demokrat Kabupaten Nduga ini menambahkan, masyarakat Nduga harus
dipersatukan dan kabupaten baru yang selama ini daerah konflik dan terbelakang
dan terisolir dan termiskin mennurut data yang ada, sehingga secara pribadi
ingin membangun dan mengambil keputusan untuk tidak melanjutkaan ke Mahkamah
Konstitusi.
Dirinya berharap,
dengan keputusan ini dapat menjadi contoh yang terbaik untuk kabupaten lain di
Papua, sebab tujuan dari bersaing dalam Pemilukada adalah untuk masyarakat dan
bagaimana membangun rakyat sejahtera. “Sebab jika pemimpin sudah berangan –
angan untuk meraih uang yang banyak, maka kalau sudah konflik pasti pembangunan
tidka akan tercapai,” jelasnya.
Samuel Tabuni
berpesan, untuk seluruh pejabat di Papua harus selalu berhati – hati dalam
berpolitik, apalagi melihat masyarakat di pesisir dan pedalaman yaang belum
memahami demokrasi, sehingga pemimpin harus menjadi contoh. “Kalah menang
adalah proses belajar dan daerah harus aman, agar kita bisa membangun
Papua lebih cepat,”katanya.
Ditegaskan, bahwa
dirinya ingin penegakan hukum, namun tidak akan ketemu pikiran yang
dibangun, Itu justru menciptakan musuh bebuyutan, dendam berkepanjanganan
selama lima taahun, jika melakukan gugatan ke MK. “Saya berpikir ke MK, atau
kita sosialisasi bergabung, sehingga solusinya adalah kita bekerja sama
mempersatukan tim sukses dan kita membangun daerah,” ajaknya.
“Kami menerima
kekalahan ini sebagai langkah awal pembangunan masyarakat Kabupaten Nduga yang
lebih baik, utuh dan cinta damai. Setiap pemimpin tidak selalu berjuang untuk
menang, mengalah dan memberi dukungan kepada pemenang adalah sikap pemimpin
yang sesungguhnya,” ujar Samuel Tabuni.
Dirinya berharap,
semoga langkah ini boleh memberi inspirasi kepada pemimpin yang lain di Papua.
“Terbukti di Tanah Papua, Pilkada yang mengakhiri dengan konflik selalu gagal
dalam pembangunan,” katanya.
Dirinya juga
menyayangkan, karena adanya konfik di Tolikara, Lanny Jaya dan Intan Jaya,
tentunya dengaan berperang akan menjadi sulit untuk pembangunan dan akan
memecah bela persaudaraan. “Semua yang mau maju Gubernur, bupati hingga wali
kota, mari belajar di Nduga, sebab itu siapa yang terpilih adalah bagian kita,
demikian dalam kesempatan ini Jika pak Yairus Gwijangge terpilih adalah bagian
dari Samuel Tabuni,” tandasnya. [Levin]
0 Response to "Pertama Kali di Papua, Calon Bupati Terima Kekalahan Demi Rakyatnya"
Posting Komentar