![]() |
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Gubernur DKI nonaktif sedang mengusap keringat. Foto ini menjadi viral setelah diposting di akun Instagram Rumah Lembang. |
MAJALAHLAPAGO, JAKARTA - Terdakwa kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama menangis saat membacakan nota keberatan
(eksepsi) atas dakwaan jaksa penuntut umum. Dia tak
kuasa menahan tangis saat bercerita tentang kedekatannya dengan keluarga
angkatnya yang muslim.
Dalam nota keberatannya, Ahok
(panggilan Basuki) mengatakan, dalam kehidupan pribadinya, dia banyak
berinteraksi dengan teman-temannya yang beragama Islam. Selain itu, kata Ahok, dia juga
memiliki keluarga angkat, almarhum Baso Amir, yang merupakan keluarga muslim
yang taat. Selain itu, dia juga mengatakan
belajar dari guru-gurunya yang beragama Islam dari kelas 1 SD sampai 3 SMP.
"Saya tahu harus
menghormati ayat suci Alquran," kata Ahok di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jalan Gajahmada, Jakarta, Selasa
(13/12/2016).
"Saya tidak habis pikir
kenapa saya dituduh sebagai penista agama Islam? Keluarga dari keluarga
nonmuslim. Saya diangkat sebagai anak sebagai bapak Baso Amir dan Haji
Misribu."
"Ayah angkat saya mantan
Bupati Bone pada tahun 1967-1970, beliau adik kandung mantan Panglima RI
almarhum Jendral Purn Muhammad Yusuf," kata Ahok lagi.
"Ayah saya dan ayah angkat
saya bersumpah menjadi saudara, sampai akhir hayatnya. Kecintaan dua orangtua
angkat saya kepada saya sangat berbekas," ucapnya lagi.
Ahok kemudian terdiam. Suaranya
agak berat. Ahok terlihat mengusap air matanya dengan tisu.
"S2
saya di Prasetia Mulya dibayarkan oleh kakak angkat saya, Haji Ananta Amir.
Saya seperti orang yang tidak tahu terima kasih, tidak menghargai keluarga
angkat saya," kata Ahok dengan suara yang serak.
Hingga akhir pembacaan eksepsi,
Ahok terlihat beberapa kali mengusap air matanya dan bicara dengan suara
bergetar.
Alasan
Ahok Kutip Surat Al Maidah
Tersangka kasus dugaan
penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ungkap alasannya menyitir
Surat Al Maidah ayat 51 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, 27 September lalu.
Ahok membacakan nota keberatan
atas dakwaan dugaan penistaan agama. Ahok mengaku ucapannya, yang
menyitir Surat Al Maidah ayat 51 tidak ditujukan untuk menista dan menghina
agama Islam
"Jelas, yang saya utarakan
di Kepulauan Seribu, bukan dimaksudkan untuk menafsirkan surat Al Maidah,"
ujar Ahok di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta
Utara, Jalan Gadjah Mada, Jakarta
Pusat, Selasa, 13 Desember 2016.
Ahok sedang menyampaikan
eksepsi atau nota keberatan atas dakwaan yang baru dibacakan majelis hakim. Ahok, yang merupakan salah satu
calon Gubernur DKI di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 mengatakan,
perkataan ditujukan untuk para politisi yang menurutnya sering memanfaatkan
ayat untuk tujuan politik.
Ahok berkaca saat mencalonkan
diri saat Pilkada Bangka Belitung 2007.
Saat
itu, beredar selebaran yang mengutip ayat itu supaya warga Babel tidak
memilihnya sebagai Gubernur Babel.mAhok adalah calon kepala daerah
yang beragama Kristen Protestan. Sementara warga Babel mayoritas Muslim. Ahok berpandangan, saat itu ada
lawan politik yang tidak bisa bersaing secara sehat.
Mereka, kemudian menggunakan
isu terkait Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan (SARA), salah satunya
menyebarkan Surat Al Maidah ayat 51 upaya warga tidak memilihnya.
"Ucapan itu untuk para
politisi yang memanfaatkan surat Al Maidah secara tidak benar," ujar Ahok. (Kompas.com/Nursita
Sari, Tribunnews.com/Denis Destriawan)
0 Response to "Air Mata Ahok Mengalir, ''Kenapa Saya Dituduh Sebagai Penista Agama Islam?"
Posting Komentar