Papua Merdeka |
KRIBO.COM - Mengapa rakyat bangsa papua barat tidak pernah mengakui dan menerima PEPERA 1969, tetapi secara konsisten dan terus menerus melakukan perlawanan terhadap sejarah diintegrasikannya papua barat kedalam wilayah Indonesia? Apakah rakyat dan bangsa papua barat yang beretnis Melanesia ini keliru dalam memahami sejarah?
Pertanyaan-petanyaan ini tidak mudah untuk dijawab. Untuk menjawabnya, dibutuhkan pergumulan dan perjalanan yang panjang. Oleh tim LIPI, proses tersebut disebut dengan istilah Papua Road Map atau peta perjalanan papua. Lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI) benar-benar menujukkan taringnya sebagai lembaga independen dan lmiah yang turut memainkan peran penting dalam memajukan ilmu pengetahuan Indonesia.
Buku yang diterbitkan oleh LIPI yang berjudul Papua Road Map: Negotiating The Past, Improving The Present And Securing The Future adalah penemuan akar-akar masalah yang sesungguhnya dialami dan dipertanyakan oleh rakyat dan bangsa papua barat selama ini.
Buku itu sebenarnya merupakan kajian ilmiah, obyektf, dan akademis yang memberikan ruang dan kesempatan kepada rakyat dan pemerintah Indonesia untuk-duduk bersama-sama bernegosiasi, bermediasi, dan berkomunikasi, serta melakukan upaya dialog untuk menemukanpilihan-pilihan jawaban yang elegan, bermartabat, dan setara.
Empat pokok masalah papua yang dirumuskan dan digambarkan factor dan realitas sejarah rakyak dan bangsa papua barat yang suram. Sejarah suram ini disembunyikan, dipenjarakan, dilembagakan dan disalibkan melalu kekerasan demi kekerasan, rekaysa demi rekayasa, kebohongan demi kebohongan, sejak 1961 sampai saat ini. Sejarah yang suram itu sekarang sudah melompat keluar ke alam yang bebas.
Akar masalah ialah sejarah diintegrasikan papua ke dalam wilayah Indonesia dengan kekerasan militer. Setelah integrasi terjadi, terjadi pelangaran HAM sangat berat yang mengambil wujud pembangunan yang diskriminatif dan ekloitatif serta memarjinalkan atau memingirkan rakyak papua barat. Semua bentuk penindasan tersebut adalah akibat dari proses sejarah yang penuh darah dan bermasalah itu.
Kekejaman sejarah, pelangaran HAM, diskriminasi, dan marjinalisasi dalam pembagunan yang eksploitatif yang dipraktekan oleh pemerintah Indonesia sejak 1 mei 1963 sampai kini tidak dampak melumpuhkan pikiran dan hati nurani rakyat papua barat walau dalam realitasnya ribuan rakyat papua yang gugur di tangan aparat keamanan Indonesia yang meletakkan stikma separatis, OPM, dan Makar secara sembaragan.
Pikiran dan hati nurani rakyat dan bangsa papua barat tetap suci dan mulia, tidak berhasil dikendalikan, serta tidak berhasil direkayasa oelh pemerintah Indonesia dan aparat keamanan untuk mendukung kepentingan mereka. Pikiran dan hati nurani rakyat papua dikendalikan, dikontrol dan diawasi oleh kuasa Tuhan, digerakkan oleh penderitaan, tetesan darah, cucuran air mata, dan tulang-belulang rakyat papua. Dalam semangat dan kerinduan hati yang suci serta demi memenuhi pangilan nurani kemanusiaan.
Siapapun anda, kami berbicara hal-hal belawanan dengan hati nurani rakyat, kami tetap hargai, tetapi yang jelas kami tidak pernah mendukung anda. Karena, kami sedang mengawasih hati nurani dan pergumulan umat Tuhan. Kami adalah penyambung lidah Tuahn. Kami adalah corongnya nilai-nilai moral, keadilan, kebenaran, kejujuran, kasih, kedamaian, dan perubahan.
Kami akan menyampaikan siapa saja di forum dalam negeri maupun diluar negeri hanyak tentang kehendak rakyat, bukan kehendak penguasa, agar dilpanet ini nilai-nilai keadilan, kebenaran, kejujuran, kasih, kedamaian, dan kesamaan derajat benar-benar menjadi milik semua manusia sebagai pilar, pijakan, atau pedoman kehidupan dalam bergereja, bermasyarakat, bernegara dan berbangsa. Kebenaran walaupun dilarang tetapi tetap abadi. Kebenaran itu walaupun dibelenggu. Kebenaran itu walau dikurung tetapi tidak pernah terkurung. Kebenaran itu walau dihakimi tetapi tak pernah terhakimi. Kebenran itu walau dibelokkan tetapi tak pernah membengkok. Kebenaran itu walau ditembak mati tetapi tak pernah mati. Kebenaran itu walaupun diinjak-injak tetapi tak pernah terinjak. Kebenaran itu walaupun disembunyikan tetapi ia tak pernah tersembunyi. Kebenaran itu walaupun disalibkan mati tetapi tak pernah mati tersalib.
Editor: Nuken
Editor: Nuken
PENDERITAAN RAKYAT PAPUA BARAT HARUS DIAKHIRI
Sumber Buku: Integrasi belum selesai. Kementar krisis atas papua road Map. (Dumma Socratez Sofyan Yoman 2010)
0 Response to "Rakyat Papua Mempunyai Kekuatan Pikiran Dan Hati Nurani"
Posting Komentar