Bukan Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi, Melainkan di Integrasikan Secara Paksa

Presiden Baptis bersalaman dengan Ibu-ibu di Acara Kongres 23-12-2017 yang Lalu. Photo Nuken

WAMENA, PACEKRIBO
– Saya, secara pribadi, maupun mayoritas rakyat dan bangsa papua, sangat tidak setuju dengan istilah “Kembali ke pangkuan ibu pertiwi”. Pertanyaannya ialah: Sejak kapan orang asli papua, orang Melanesia, ini menjadi bagian dari orang Indonesia yang melayu? Orang asli papua etnis Melanesia sangat jauh berbeda dengan orang melayu.

Kalau mau dikaitkan bahwa orang papua barat dijajah oleh belanda, maka pertanyaanya ialah: Apakah benar orang papua dijajah oleh belanda? Jika papua dikaitkan dengan kerajaan striwijaya dan majapahit maka muncul pertanyaan: dimana peninggalan candi-candi seperti candi prabanan dan candi Borobudur itu? Hal ini sangat sulit untuk dibuktikan dengan fakta sejarah karena fakta itu memang tidak ada.

Hal yang benar dan masuk akal tentang papua adalah bahwa papua telah menjadi korban dan di integrasikan secara paksa kedalam wilayah Indonesia. Pemerintah Indonesia, atas dukungan amerika serikat (AS), memasukan papua secara paksa kedalam wilayah Indonesia demi kepentingan ekonomi, politik dan keamanan. Integrasi itu dilakukan melalui kekerasan militer.

Adalah kebohongan besar jika ada yang mengatakan bahwa integrasi papua berarti kembalinya papua kepangkuan ibu pertiwi. Hal yang benar adalah bahwa AS dan Indonesia berhasil mengintegrasikan wilayah, ekonomi, dan politik papua kedalam NKRI. Namun, semua itu hanya permukaan saja. Pada hakikatnya, AS dan Indonesia gagal mengintegrasikan rakyat papua kedalam NKRI.

Hal ini terbukti dengan kegigihan rakyat dan bangsa papua barat yang terus menerus menggugat PBB, America serikat, Belanda, dan Indonesia. Rakyat papua barat menyakini bahwa rakyat papua tidak diajak atau dilibatkan dalam proses dimaksukannya papua kedalam Indonesia melalui Perjanjian NewYork 15 Agustus 1962 maupun PEPERA 1969.

Penulis: Sofyan Yoman, Presiden Baptis.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

1 Response to "Bukan Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi, Melainkan di Integrasikan Secara Paksa"