Mendikbud saat berkunjung ke Kabupaten Lanny Jaya, Papua |
MAJALAHLAPAGO – Bupati Lanny Jaya, Befa Yigibalom mengatakan, pendidikan adalah harga mati untuk membangun Kabupaten Lanny Jaya, Papua.
“Kami tidak peduli berapa biaya yang akan keluar dalam membangun pendidikan di daerah ini, tapi kami percaya pendidikan sudah menjadi harga mati di Lanny Jaya ini,” ujar Befa ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Muhadjir Efendy berkunjung ke Tiom, Kabupaten Lanny Jaya dalam agenda pencanangan Gerakan Indonesia Membaca dan Rumah Baca, Sabtu (8/10/2016) kemarin.
Befa juga menegaskan, kelak jika dirinya terpilih lagi, maka dia akan mewujudkan Kabupaten Lanny Jaya sebagai pemenang pendidikan (the winner of education) di Pegunungan Tengah Papua, bahkan di Indonesia.
Dalam lima tahun kepemimpinan Befa Yigibalom, sesungguhnya sudah terlihat jelas betapa banyaknya perubahan dan prestasi pendidikan yang terjadi di Lanny Jaya. Sebagai bukti, tahun 2013, Kabupaten Lanny Jaya dinobatkan sebagai kabupaten terbaik dengan pengelola SM-3T terbaik seluruh Indonesia. Tahun 2014, juga berhasil memecahkan rekor MURI Indonesia dalam tajuk acara Gerakan Membaca (GEMA) 1000 Anak Lanny Jaya.
Lalu tahun 2015, kegiatan merangkai dua ribu sempoa tradisional dari pohon kasuari dimana pesertanya SD, SMP, dan SMA/SMK se-Kabupaten Lanny Jaya dan berhasil memecahkan rekor LEPRID (Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia).
Kemudian masih di tahun 2015, Kabupaten Lanny Jaya menjadi penerima piala penghargaan Anugerah Peduli Pendidikan (APP) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai kabupaten yang paling peduli terhadap pendidikan.
Memang harus diakui juga bahwa dari segi kualitas saat ini, Kabupaten Lanny Jaya masih jauh tertinggal dengan Jawa atau Sumatera, tapi bukan tidak mungkin Kabupaten Lanny Jaya dalam sepuluh tahun atau dua puluh tahun ke depan, bisa sejajar atau barangkali lebih maju dari mereka. Hal ini juga diaminkan Bupati Lanny Jaya, Befa Yigibalom kala itu.
“Bapak menteri, hari ini memang kita masih kalah dari segi kualitas, tapi dari segi kuantitas jangan ditanya, kita adalah kabupaten dengan jumlah murid SD terbanyak setanah Papua. Kami juga punya guru kontrak terbanyak setanah Papua, dan mungkin juga se-Indonesia. Ada 350 guru kontrak lebih yang didatangkan dari berbagai lembaga seperti Indonesia Cerdas, Hadassah, ex SM-3T, Kartini dan banyak lainnya. Dan bagi mereka yang sudah mengabdi kurang lebih lima tahun di daerah ini maka akan diprioritaskan untuk penerimaan pegawai di daerah ini,” tambah Befa Yigibalom.
Dalam rangka mewujudkan Lanny Jaya sebagai daerah pemenang pendidikan, maka seribu cara pun mulai digencarkan secara perlahan namun pasti.
“Hari ini, kami sudah punya tiga sekolah unggulan. Ada di Tiom, Indawa dan Poga. Tapi tahun depan, puji Tuhan, sepuluh titik sekolah unggulan berpola asrama akan kita bangun di Lanny Jaya ini. Semua anak kelas 4 SD s/d 6 SD akan kita asramakan. Mereka hanya boleh pulang Sabtu dan Minggu. Anak SMP juga mulai kelas 7 sampai dengan 8. Selepas itu, kita kembalikan ke orang tua masing-masing. Karena kita percaya pendidikan dasar itu sangat penting,”
“Kami memang sudah mulai pelan-pelan tapi sudah mulai kelihatan dan terasa dampaknya. Bahkan, sebenarnya kita tidak kalah dengan siapapun di Indonesia ini. Buktinya, kita bisa jadi pilot, jadi dokter, dan bisa jadi apa saja di Indonesia ini. Bahkan yang membanggakan lagi, baru saja anak SMA dari Tiom ini diwisuda penerbangan di Filipina. Makanya semua tergantung dari masyarakat Lanny Jaya, mau atau tidak untuk sama-sama membangun Papua lewat pendidikan itu” tambahnya.
Sementara, dalam sambutannya Mendikbud, Prof Muhadjir Efendy juga sangat berbangga hati dan bersyukur bisa datang langsung ke Lanny Jaya. “Sudah lelah atau masih siap. Belum lapar?” sapa Mendikbud kepada ribuan anak-anak Lanny Jaya dan masyarakat yang duduk serius mendengarkan sambutannya.
“Kalau saya bilang Lanny Jaya, kita semua jawab dengan kata “luar biasa”. Bisa toh?” ajak Mendikbud.
Pekikan ini pun disampaikan berulang kali untuk memantik semangat para anak didik, guru dan semua masyarakat yang hadir waktu itu.
“Saya mohon didoakan, mudah-mudahan ini bukan yang pertama dan terakhir saya berkunjung ke Lanny Jaya. Doakan, mudah-mudahan kita akan ada bantuan lagi untuk Lanny Jaya” tambah Mendikbud yang langsung disambut tepuk tangan meriah dari semua peserta yang hadir.
“Saya menyambut baik program Bupati Lanny Jaya yang telah memprioritaskan pendidikan di kabupaten ini. Dan ini adalah cara berpikir pimpinan daerah modern. Jadi, memajukan Indonesia memang tidak ada pilihan lain kecuali memajukan sumber daya manusianya. Indonesia memang makmur, Indonesia kaya SDA, Papua juga, tapi akan sirna kalau tidak ditangani oleh orang-orang yang berkualitas. Itu sebabnya pendidikan sangat penting termasuk di bumi Papua ini” ujar Mendikbud lagi.
“Dan saya sangat paham betapa sulitnya untuk menangani pendidikan di Lanny Jaya ini. Saya berjanji saya akan membantu untuk pembangunan pola berasrama itu. Setelah saya datang ke bumi Papua ini, ternyata apa yang dianggap orang selama ini adalah salah. Mereka bilang masyarakat Papua tidak bisa diajak maju, ternyata salah. Di Lanny Jaya, saya malah melihat semuanya semangat untuk maju. Semua masyarakat Lanny Jaya ingin pintar. Dan semua masyarakat Lanny Jaya tidak mau disebut tidak mau maju. Betul bukan?” tanya menteri lagi kepada masyarakat Lanny Jaya yang memadati lapangan SMP YPPGI Tiom kala itu.
Karena itu, kata Mendikbud, semua harus sama-sama untuk mengubah anggapan tidak baik “orang-orang luar” itu tentang Papua.
“Karena itu, siapa pun yang mencoba untuk meremehkan masyarakat Papua, mari kita lawan dengan menunjukkan bahwa kita bisa maju, dan membawa Kabupaten Lanny Jaya ini sebagai kabupaten terbaik di seluruh Indonesia. Terakhir saya pesan, kepada semua pelaku, pegiat dan pejuang pendidikan di Lanny Jaya ini untuk terus bersemangat. Terutama dalam mendidik anak-anak terutama pada jenjang anak SD dan SMP. Jika kita lakukan dengan serius, maka saya yakin kita akan memanen hasilnya tahun 2045 nanti ketika Indonesia sudah berusia 100 tahun. Saya yakin juga dari antara anak-anak di Lanny Jaya akan muncul Bupati Lanny Jaya yang baru, yang lebih pintar dari bupati sekarang. Mudah-mudahan juga nanti dari Lanny Jaya akan lahir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang jauh lebih hebat dibanding saya yang membawa Indonesia lebih maju, lebih hebat daripada yang ada dengan yang sekarang ini” tutup Mendikbud.
Sementara itu, Maruntung Sihombing, salah seorang guru di Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua yang juga penggagas Majalah Pintar di Kabupaten Lanny Jaya itu berharap agar ikhtiar yang disampaikan oleh Mendikbud betul-betul bisa ditindaklanjuti dengan sungguh-sungguh.
“Saya berharap, janji Pak Menteri untuk membangun pendidikan di Papua terutama di Lanny Jaya bisa terealisasi sesegera mungkin. Harus dilakukan menyeluruh. Baik di Pegunungan maupun di Pesisir. Kami sebagai guru juga tidak meminta muluk-muluk. Kalau Mendikbud mau sungguh-sungguh mau membangun pendidikan Papua, maka ada hal-hal urgen dan mendasar yang harus perlu diperhatikan oleh Pak Menteri,”
“Pertama, Mendikbud harus bisa memahami dan bisa memetakan persoalan pendidikan apa yang dihadapi di Papua saat ini. Pendidikan Papua itu kompleks. Tidak seperti daerah lain di Indonesia. Misalnya pendidikan yang harus terintegrasi dengan budaya, akses yang susah dan lain sebagainya.
Kedua, tolong agar pendistribusian guru bisa dilakukan secara adil dan merata di tanah Papua. Bayangkan saja dari data yang saya peroleh, Papua saat ini kekurangan 18.700 guru lagi agar semua sekolah di Papua bisa terisi dengan guru. Karena yang ada saat ini masih 1.300. Ironis sekali bukan? Ketiga, tolong agar sarana-sarana sekolah bisa dibangun dan diperbaiki saat ini.
Merujuk dari data Kemendikbud tahun 2015/2016 ada 7.600 ruang kelas SD yang rusak dan 2.300 ruang kelas yang tidak bisa dipakai, sedangkan untuk tingkat SMP ada 2.200 ruang kelas yang rusak dan 300 ruang tidak bisa dipakai di Papua. Percuma janji-janji dilakukan untuk membangun pendidikan Papua tapi masalah paling mendasar dan fundamental ini tidak ditangani secara serius” ujar Maruntung Sihombing, dalam rilis yang diterima Rabu (12/10/2016).
0 Response to "Pendidikan Harga Mati di Lanny Jaya Papua"
Posting Komentar