Befa Yigibalom mengatakan, pendidikan adalah harga mati untuk membangun Kabupaten Lanny Jaya, Papua. |
JAKARTA, MAJALAHLAPAGO - Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalom mengatakan, pendidikan adalah harga mati untuk membangun Kabupaten Lanny Jaya, Papua.
“Kami tidak peduli berapa biaya yang akan keluar dalam membangun pendidikan di daerah ini, tapi kami percaya pendidikan sudah menjadi harga mati di Lanny Jaya ini,” ujar Befa.
Kelak jika dirinya terpilih lagi, maka dia akan mewujudkan Kabupaten Lanny Jaya sebagai pemenang pendidikan (the winner of education) di Pegunungan Tengah Papua, bahkan di Indonesia.
Dalam lima tahun kepemimpinan Befa Yigibalom, sesungguhnya sudah terlihat jelas betapa banyaknya perubahan dan prestasi pendidikan yang terjadi di Lanny Jaya. Sebagai bukti, tahun 2013, Kabupaten Lanny Jaya dinobatkan sebagai kabupaten terbaik dengan pengelola SM-3T terbaik seluruh Indonesia. Tahun 2014, juga berhasil memecahkan rekor MURI Indonesia dalam tajuk acara Gerakan Membaca (GEMA) 1000 Anak Lanny Jaya.
Lalu tahun 2015, kegiatan merangkai dua ribu sempoa tradisional dari pohon kasuari dimana pesertanya SD, SMP, dan SMA/SMK se-Kabupaten Lanny Jaya dan berhasil memecahkan rekor LEPRID (Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia).
Kemudian masih di tahun 2015, Kabupaten Lanny Jaya menjadi penerima piala penghargaan Anugerah Peduli Pendidikan (APP) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai kabupaten yang paling peduli terhadap pendidikan.
Memang harus diakui juga bahwa dari segi kualitas saat ini, Kabupaten Lanny Jaya masih jauh tertinggal dengan Jawa atau Sumatera, tapi bukan tidak mungkin Kabupaten Lanny Jaya dalam sepuluh tahun atau dua puluh tahun ke depan, bisa sejajar atau barangkali lebih maju dari mereka.
Dalam rangka mewujudkan Lanny Jaya sebagai daerah pemenang pendidikan, maka seribu cara pun mulai digencarkan secara perlahan namun pasti.
“Hari ini, kami sudah punya tiga sekolah unggulan. Ada di Tiom, Indawa dan Poga. Tapi tahun depan, puji Tuhan, sepuluh titik sekolah unggulan berpola asrama akan kita bangun di Lanny Jaya ini. Semua anak kelas 4 SD s/d 6 SD akan kita asramakan. Mereka hanya boleh pulang Sabtu dan Minggu. Anak SMP juga mulai kelas 7 sampai dengan 8. Selepas itu, kita kembalikan ke orang tua masing-masing. Karena kita percaya pendidikan dasar itu sangat penting,”
“Kami memang sudah mulai pelan-pelan tapi sudah mulai kelihatan dan terasa dampaknya. Bahkan, sebenarnya kita tidak kalah dengan siapapun di Indonesia ini. Buktinya, kita bisa jadi pilot, jadi dokter, dan bisa jadi apa saja di Indonesia ini. Bahkan yang membanggakan lagi, baru saja anak SMA dari Tiom ini diwisuda penerbangan di Filipina. Makanya semua tergantung dari masyarakat Lanny Jaya, mau atau tidak untuk sama-sama membangun Papua lewat pendidikan itu” tambahnya. (TSH)
0 Response to "Befa Yigibalom: Pendidikan Harga Mati Bagi Lanny Jaya Papua"
Posting Komentar