|
Di Jepang yang cenderung konservatif secara nilai, justru isu sensitif ini bisa diterima di acara-acara seperti ini. |
PACEKRIBO - Bukan hal yang aneh lagi jika ada festival ‘nyeleneh’ di Jepang. Sudah rahasia umum juga kalau Jepang tampaknya senang dengan hal-hal yang berbau seksual. Nah bagaimana jika kedua tema besar itu digabung? Yup. Ada lho festival atau perayaan khusus penis di Jepang. Bukan cuma satu, ada beberapa malah. Bukan diadakan anak muda kekinian yang pengen gaya-gayaan saja, festival penis memang memiliki landasan budaya dari kepercayaan Shinto yang dianut sebagian besar orang Jepang.
Ada‘Kanamara Matsuri‘ yang secara harfiah berarti perayaan penis baja. Festival ini diadakan pada hari Minggu pertama di bulan April tiap tahunnya. Ada juga festival penis yang baru saja berlangsung selama minggu kedua bulan Maret ini, yaitu ‘Hodare Matsuri‘. Disamping kota dan kuilnya yang berbeda, dua festival ini juga memiliki ‘mikoshi‘ atau patung arak-arakan yang berbeda pula. Jika penis di Kanamara Matsuri berwarna hitam dan pink, di Hodare Matsuri penisnya kayu kecoklatan. Tapi kedua festival kurang lebih memiliki tujuan yang sama yakni memohon kesehatan, kemakmuran, kesuburan, dan tentunya kebahagiaan pada dewa.
Terlepas dari mereka yang memang ingin berdoa, festival ini berkembang jadi tujuan wisata yang sangat populer bagi turis lokal maupun mancanegara. Ya bagaimana tidak?! Selain mengarak patung penis ke seluruh kota, terdapat berderet-deret suvenir, permen, dan jajanan lainnya yang dibentuk khusus menyerupai penis. Hipwee News & Feature punya ulasan khususnya buat kamu.
1. Asal muasal perayaan ini memang simpang siur. Dari cerita rakyat tentang dewi yang terluka saat melahirkan sampai mitos akan perempuan yang vaginanya dikuasai iblis.
|
Makanya simbol perayaannya penis baja |
2. Kalau dari sisi sejarah beneran, festival ini diadakan untuk memohon perlindungan bagi para pelacur dari segala penyakit kelamin.
|
Festival ini mulai populer di zaman Edo. Kota Kawasaki yang sekarang jadi tempat festival, dulunya hot spot pelacuran |
3. Meski sekilas tampak mesum, festival ini sebenarnya memiliki makna yang penting. Terutama di Jepang yang tiap tahun angka kelahiran menurun, warganya harus lebih subur.
|
Doanya sebenarnya penting |
4. Namun seiring melejitnya popularitas festival ini di kalangan umum, makna filosofisnya tampak terkikis. Para turis tampaknya hanya heboh karena tema festival yang unik dan tabu
|
Pasti penuh sesak sampai tidak konsen kali ya memanjatkan doanya |
5. Makanya festival ini seakan-akan dilahirkan kembali sebagai budaya pop yang trendi. Di mana penjual kaki lima bermunculan menjual segala hal berbentuk penis.
|
Bisnis seperti ini memenuhi jalanan festival |
6. Dibanding mendalami makna festival ini yang sesunggunya, tampaknya cinderamata unik justru jadi daya tarik utama. Terutama bagi kalangan muda.
|
Permen sampai mainan semua berbentuk penis |
7. Tak hanya turis lokal saja, turis manca negara tampaknya jauh lebih antusias dan penasaran terhadap perayaan ini.
|
Daya tariknya global |
8. Tentunya disamping menjawab rasa penasaran akan festival aneh ini, para pengunjung wajib berfoto ria dengan suvenir-suvenir unik yang dijual sepanjang jalan.
|
Jadi ramai di media sosial |
9. Tapi modernisasi juga membawa pelebaran makna dalam festival ini. ‘Mikoshi‘ pink bernama Elizabeth sekarang ikut diarak untuk meningkatkan awareness terhadap isu LGBT.
|
Di Jepang yang cenderung konservatif secara nilai, justru isu sensitif ini bisa diterima di acara-acara seperti ini |
10. Yang lebih patut diacungi jempol adalah fakta bahwa uang donasi yang dikumpulkan akan disumbangkan kepada yayasan HIV/AIDS.
|
Tujuannya untuk membantu penderita HIV?AIDS |
Festival yang sekilas tampak seperti pemujaan fetish seksual Jepang lainnya, ternyata punya makna dan tujuan yang cukup dalam ya. Meski mungkin generasi muda Jepang maupun turis manca negara sekarang lebih tertarik berkunjung karena suvenirnya lucu dan aneh, tidak ada salahnya memahami makna filosif dibalik festival penis ini.
Terlebih lagi bagi generasi Jepang selanjutnya, harus rajin-rajin berdoa tuh biar subur dan dikaruniai anak banyak kalau nggak mau bangsanya mundur dan terus menua.
Sumber: hipwee.com
0 Response to "10 Potret Perayaan Festival Penis Baja di Jepang. Bukan Mesum Saja, Tapi Filosofinya Cukup Dalam Lho"
Posting Komentar