Toko Gereja Papua, Ilustrasi/Dok/KM. |
Oleh: Nomensen Douw
JAYAPURA, PACEKRIBO - Pelayanan dalam Gereja perlu ditingkatkan di Papua lantaran melihat situasi sekarang di Papua sangat menggancam kehidupan orang asli Papua, dengan adanya jalan yang benar atas gejolak zaman yang semakin tidak stabil/buruk. Ada Agama Kristen pasti ada gereja, begitu juga dengan agama lain punya tempat ibadah atau tempat berritual kepada setiap Tuhannya masing-masing.
Dalam ajaran Agama Kristen, Gereja menjadi sesuatu yang sangat penting, untuk itu ada Gereja harus ada pelayan yang memiliki kemampuan melayani sesuai profesinya, agar dapat menjalankan tugas sebagaimana maksud Tuhan dalam Gereja, karena Gereja sebagai panutan perubahan sikap dalam masyarakat yang kompleks, entah itu secara individu maupun sosial.
Pada umumnya saat ini manusia semakin hilang kontrol positif, hal ini seketika ada tantangan hidup datang menimpah jalanya hidupnya. Manusia saat ini sering berpikir bodoh karena tidak terdidik atas ajaran yang bermoral, oleh sebab itu disini, Gereja menjadi yang dimana harus manusia menuai yang bermoral dan gereja sebagai penunjuk arah pada jalan yang pasti (benar) dan menjadikan umat yang beriman.
Kehidupan zaman ini semakin memaksa, seakan harus hidup dalam uang, bukan hidup dalam Tuhan melalui gereja yang baik, ini yang terjadi. Tantangan ini akan mendatangkan krisis pelayanan dalam gereja, lantaran Generasi Papua mayoritas memilih untuk melanjutkan kuliah dibidan hukum, pemerintahan, teknik, arsitek dan bidan lainya ketimbang memilih kuliah dibidan teologia. Ini menjadi masalah yang sedang menunggu bagi orang papua nanti.
Keluarga yang semestinya menuntut mulai kehilangan kontrol pada anak dalam menuntun kelanjutan pendidikan. profesi ahli dibidang teologi bukan lagi dipandang sesuatu yang penting bagi manusia Papua saat ini,hal ini karena ada kelangkaan jaminan hidup yang terjadi disana.
Orientasi uang menjadi masalah yang mendasar,pola pikir dan pandagan sudah beruba jauh, artinya hidup ini harus memiliki uang maka orang tua pun menuntut anaknya memilih kuliah yang profesinya diluar dari bidang teologi, hal ini wajar namun sangat disayangkan kemajuang Gereja dalam hal pelayanan, nanti. Sehingga kedepan akan terjadi krisis pelayanan dalam Gereja.
Kalau dilihat secara kaca mata lain, pentinya pelayanan dalam gereja ini adalah, membagun sikap yang positif bagi umat manusia. misalnya disuatu kota ajaran yang mengajarkan tentang nilai kebenaran itu semakin lemah maka tingkat kejahatan pun akan meningkat drastis. ini sudah nyata didunia eropa, saat ini di Papua sedang terjadi secara perlahan. Gereja harus membentuk karakter yang takut akan Tuhan secara person.
Gereja harus kuat dalam pelayanan, terutama di Papua saat ini, hanya gereja dapat mengajarkan kebaikan hidup yang mesti diterapkan dalam kehidupan sosial maupun Individu. Terjadi kongflik antara suku karena kurangnya didikan dalam agama secara rohania yang bernilai positif.
Kehidupan manusia Papua semakin dibawah lari oleh zaman yang tidak benar, pemuda Papua semakin tak peduli pada kemajuan Gereja. Generasi Papua semakin pergi tinggalkan nilai kebenaran, siapa yang perlu selamatkan mereka kalau bukan kita orang Papua dengan dasar nilai kebenaran melalui landasan agama yang benar. Ingat !, bahwa; menjauh dari pengaruh zaman yang penuh dengan nilai negatif membutuh dorongan dari rohani dari organisasi yang paling terkecil ”keluarga” hingga pada organisasi yang besar.
Gereja dalam konteks umum adalah bebas berbicara dan menjadi tolak ukur yang baik, Gereja harus bicara tingka yang tak wajar terhadap kaum yang lemah, untuk itu perlu ada figur-figur yang profesional,seperti saat ini Ketua Sinode Gereja Kingmi Pdt. Benny Giyai dan Pdt. Sofyan Yoman Ketua GBI dan Gidi setanah Papua ini.
Bicara hal benar Gereja perlu menjadi teladan,bicara kebohongan Gereja harus bertindak, manusia yang beriman adalah manusia yang mendegarkan ajaran agamanya. Orang Papua adalah umat Tuhan yang harus diselamatkan melalui Gereja Tuhan, yang berintegritas moral yang diteladani.
Demi menciptakan kedamaian dibumi Papua, peran Gereja terus hidup dan hidup, hal ini dalam pelayanan. Bicara hal kebenaran yang diajarkan oleh Tuhan, pengaruh dan kejahatan sosial butuh obat pencegahan dalam diri individu lebih utama, untuk itu peran Agama yang dilayani oleh figur yang benar-benar beriman adalah solusinya.
Kesimpulan
Dilatarbelakangi dengan adanya kesenjangan hidup yang terjadi saat ini, bagimana pun orang tua menjadi motivasi yang baik untuk anaknya, perlu melihat perkembangan hidup yang sedang kita lalui ini. Coba lihat hamba Tuhan yang datang ke Gereja saat hari sabat tiba semakin minim.
Melihat dalam hal pelayanan,peradaban hidup memang lain dengan masa lalu, dahulu belum ada pengaruh uang, pelayanan sesuai panggilan hati, tapi sekarang setelah kehidupan ditanggani oleh nilai uang itu, semua berubah. Namun itu, perlu kita ketahui bahwa pelayanan Tuhan yang menjadi jalan Allah, tidak memandang suatu hal apapun, yang terpenting adalah menjadi manusia yang benar-benar melayani kepada siapa saja yang memerlukan nilai kebenaran yang diwartakan dahulu oleh Nabi Musa atas kesepuluh Firman Allah.
Ada satu hal yang menurut saya penting, berkaitan dengan judul artikel ini, bahwa, karena minimnya jaminan hidup saat ini, untuk menggimbanginya adanya krisis pelayanan dalam gereja kedepan,pemerintah sebagai selaku pemegang kekusaan atas kebutuhan hidup secara material, perlu adanya peratihan lebih khusus lagi kepada lembaga-lembaga Agama yang menagani Gereja di Tanah Papua. Lebih kedaeraan, kepala daerah perlu memperatikan kebutuhan seorang pelayan dalam Gereja. Karena tentunya sama-sama menjaga manusia Papua.
Pemerintah dan Agama, kedua lembaga ini sudah ada dari zaman kerajaan sampai hari ini. Sehingga saya berpikir bahwa Pemerintah tanpa Agama, akan mudah runtuh pemerintahanya, karena pastinya Agama bicara keyakinan atas norma yang benar secara person atas kedekatan hati secara nurani. Maka kehidupan sosial pun akan mengikuti keteladanan hati daripada person itu, artinya kehidupan sosial tergantung pada setiap karakter hidup seseorang, karena dalam sebuah organisasi besar maupun kecil adalah kumpulan individu-individu dalamnya.
Penulis adalah Pemuda Papua, Peduli Alam, Manusia, dan Gereja di Papua.
Editor: Andy Ogobay
0 Response to "Papua Darurat Krisis Pelayanan Dalam Gereja"
Posting Komentar