SBY Dalang dari Aksi Demo 4 November ini, Benarkah? (Foto dok indoharian) |
MAJALAHLAPAGO,
JAKARTA – Pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris menyayangkan pernyataan mantan Presiden
Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono yang mendukung unjuk rasa Jumat (4/11).
“Saya menyayangkan SBY. Dia sudah menjadi provokator sama seperti pemimpin
organisasi kemasyarakat (ormas) keagamaan yang selalu membuat resah
masyarakat,” kata Syamsuddin.
Ia mengatakan itu dalam diskusi dengan tema,”Keprihatinan
Anak Bangsa Terhadap Ancaman Kebhinekaan” di Jakarta, Kamis (3/11). Selain
Syamsuddin tampil sebagai pembicara lain dalam acara yang diselenggarakan
Aliansi Masyarakat Peduli Kebangsaan itu adalah pakar politik yang juga
wartawan senior Budiarto Shambazy, Bambang Sulistomo, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa
Islam Indonesia (HMI), Mulyadi Tamsir, Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia (GMNI), Chrisman Damanik, dan aktivis perempuan, Emmy Hafild.
Syamsuddin mengaku kecewa juga dengan SBY yang mendesak
pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) agar memproses Gubernur DKI non aktif, Basuki
Tjahaja Purnama secara hukum atas dugaan penistaan agama.
Baca juga:
- Rombongan Bus Pendemo Ahok 4 November Kecelakaan, 2 Orang Dinyatakan Tewas
- Mengejutkan..!!! Buya Syafii Makan Bareng Ahok Ramai Dibahas, Ternyata Ini Kebenarannya..
- Kebijakan Carut Marut, Demo FISH UNESA Didemo Mahasiswa
Menurut Syamsuddin, SBY mendesak seperti itu mempunyai
kepentingan politik agar anaknya yang menjadi calon Gubernur DKI menang dalam
Pilgub nanti. “Dia kan harus tahu penegakkan hukum itu ada prosesnya. Masa SBY
tidak tahu kalau Polri sedang memproses kasus itu ? Penegakkan hukum kan tidak
seperti membalikkan telapak tangan. Saya katakan SBY itu provokator,” kata dia.
Syamsuddin menegaskan, kata-kata Ahok di Kepulauan Seribu
sama sekali tidak menodai agama atau Kitab Suci Alquran. “Coba nonton dan
dengar rekaman acara itu secara utuh. Saya yakin 95 persen pengunjuk rasa besok
(red-tanggal 4 November) tidak menonton dan mendengar acara dan perkataan Ahok
secara utuh,” kata dia.
Syamsuddin menegaskan, adalah tidak mungkin Ahok yang
masih menjabat sebagai Gubernur dan ingin menjabat lagi mau menghina agama
Islam yang merupakan agama yang dipeluk mayoritas warga Jakarta dan Indonesia.
“Saya tegaskan, tuntutan agar Ahok diproses hukum dan harus dihukum adalah
sangat berkaitan dengan persaingan rebut DKI 1,” kata dia.
Sementara Emmy Hafild menegaskan, yang berunjuk rasa
mendesak Ahok dihukum adalah orang-orang yang dimobilisasi untuk menyeret agama
dalam politik untuk kepentingan orang tertentu atau kelompok tertentu. Ia
meminta seluruh rakyat Indonesia baik muslim maupun nonmuslim tidak perlu takut
dengan orang-orang yang membajak agama untuk kepentingannya ini. “Mari kita
bersama Polri dan TNI lawan mereka. Jangan takut demi Indonesia yang plural dan
aman serta nyaman,” kata dia.
Sedangkan Budiarto Shambazy menegaskan, perkataan Ahok di
Kepulauan Seribu awalnya sama sekali tidak membuat umat muslim tersinggung
karena memang tidak ada kata-kata yang menistakan agama atau Kitab Suci
Alquran. Namun, sebagian umat muslim menjadi marah ketika dipotong oleh Si Buni
Yani (SBY) dan disiarkan di medsos.
“Nah dari sini saya katakan, yang merusak adalah Si Buni
Yani dan media sosial (medsos). Kalau pers malah tidak,” kata dia. Untuk itu,
ia mendesak pemerintah agar awasi penggunaan medsos ini.
Sementara Chrisman Damanik meminta generasi muda
Indonesia agar merawat kebinekaan Indonesia yang berlandas Pancasila. Ia
mengatakan, banyak generasi muda pemikiran dan tindakannya sudah menyimpang
dari Pancasila. (Sumber: jejakmalam.com)
0 Response to "Benarkah SBY Adalah Provokator Tertinggi Pada Demo 4 November Dengan Tujuan Menjatuhkan Jokowi?"
Posting Komentar